Pages

Saturday, November 8, 2014

MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN

1. Masyarakat Perkotaan

- Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.


Masyarakat perkotaan sering disebut urban community .Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :

a.) Interaksi yang terjalin lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.

b.) Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.

c.) Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.

d.) Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Maksudnya adalah masyarakat perkotaan lebih hidup secara indivudual atau sendiri-sendiri dikarenakan adanya perbedaan kepentingan paham politik, agama dan sebagainya.

e.) Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan ,menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan dari pada faktor pribadi.

f.) Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.

- Perbedaan Masyarakat Pedesaan dengan Masyarakat Perkotaan

I.) Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alammasyarakat pedesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnya didaerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hokum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.

II.) Pekerjaan atau Mata Pencaharian, pada umumnya mata pencaharian di dearah pedesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yang bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.

III.) Ukuran Komunitas, komunitas pedesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.

IV.) Kepadatan Penduduk, penduduk desa kepadatannya lebih rendah bila dibandingkan degan kepadatan penduduk kota, kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan degan klasifikasi dari kota itu sendiri.

V.) Homogenitas dan Heterogenitas, homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang degan macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.

VI.) Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yang tinggi di dalam diferensiasi sosial.

VII.) Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yang tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.

- Hubungan Desa dengan Kota

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena saling membutuhkan. Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa.

- Aspek Positif dan Negatif

Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :

- Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
- Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
- Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
- Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
- Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.

Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :

a)    Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya.

b)    Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya.

c)    Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.

d)    Dalam rangka pemekaran kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya.

Oleh karena itu maka kebijaksanaan perencanaan dan mengembangkan kota harus dapat dilihat dalam kerangka pendekatan yang luas yaitu pendekatan regional . Rumusan pengembangan kota seperti itu tergambar dalam pendekatan penanganan masalah kota sebagai berikut :
1) Menekan angka kelahiran
2) Mengalihkan pusat pembangunan pabrik (industri) ke pinggiran kota
3) Membendung urbanisasi
4) Mendirikan kota satelit dimana pembukaan usaha relatif rendah
5) Meningkatkan fungsi dan peranan kota – kota kecil atau desa – desa yang telah ada di sekitar kota besar
6 Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan.

2. Masyarakat Pedesaan

Masyarakat pedesaan yaitu suatu masyarakat yang hidup didaerah atau desa yang biasanya bermata pencaharian di bidang pertanian perikanan, perkebunan dan sebagainya. Hubungan sosial pada masyarakat desa terjadi secara kekeluargaan, dan jauh menyangkut masalah-masalah pribadi, satu dengan yang lain mengenal secara rapat, menghayati secara mendasar. Pertemuan-pertemuan dan kerja sama untuk kepentingan individu. Segala kehidupan sehari-hari diwarnai dengan gotong royong. Misalnya : mendirikan rumah, mengerjakan sawah, menggali sumur, maupun melayat orang meninggal. Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :

a) Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.

b) Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.

c) Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.

d) Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya.

- Hakikat dan Sifat Masyarakat Pedesaan

Sifat dan hakikat masyarakat pedesaan yang banyak kegotongroyongan dan tolong-menolong sebetulnya banyak juga terdapat masalah-masalah sosial yang menimbulkan banyak ketagangan sosial .
Adapun penyebab ketegangan-ketegangan tersebut:
a) Konflik atau pertengkaran antara anggota-anggota warga masyarakat pedesaan.
b) Kontraversi atau pertentangan sikap atau pendapat antara para warga masyarakat .
c) Kompetisi yang pada hakikatnya merupakan sifat hakikat manusia yang juga ada dalam masyarakat pedesaan

- Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan


Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa orang desa didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat sambutan yang sangat dari para ahli. Karena pada umumnya masyarakat sudah bekerja keras. Tetapi para ahli lebih untuk memberikan perangsang-perangsang yang dapat menarik aktivitas masyarakat pedesaan dan hal ini dipandang sangat perlu. Dan dijaga agar cara dan irama bekerja bisa efektif dan efisien serta kontinyu (diusahakan untuk menghindari masa-masa kosong bekerja karena berhubungan dengan keadaan musim/iklim di Indonesia).

- Sistem Nilai dan Budaya Petani Indonesia

a) Para petani di Indonesia menganggap bahwa hidupnya sebagai sesuatu yang buruk , penuh dosa , kesengsaraan , bukan berarti harus menghindari hidup yang nyata dengan bersembunyi melainkan berprilaku prihatin dan penuh usaha atau ikhtiar.

b) Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup,dan untuk mencapai kedudukan.

c) Mereka berorientasi pada masa ini (sekarang) kurang mempedulikan masa depan.

d) Mereka menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana alam , cukup menyesuaikan diri dengan alam , kurang adanya usaha untuk menguasainya.


e) Dan untuk menghadapi alam mereka cukup dengan bergotong –royong, mereka sadar pada hakikatnya tergantung kepada sesamanya.

3. Urbanisasi

Urbanisasi adalah suatu proses perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Dengan demikian urbanisasi adalah :
1) Terjadinya arus perpindahan penduduk dari desa ke kota.
2) Bertambah besarnya jumlah tenaga kerja nonagraria di sektor sekunder (industri) dan tersier (jasa).
3) Tumbuhnya pemukiman menjadi kota.
4) Meluasnya pengaruh kota di daerah pedesaan mengenai segi ekonomi, sosial, kebudayaan dan psikologis.  

- Sebab Terjadinya Urbanisasi

Pada dasarnya ada tiga hal utama yang menyebabkan timbulnya urbanisasi, yaitu :
I.) Adanya pertambahan penduduk secara alamiah;
II.) Terjadinya arus perpindahan dari desa ke kota;
III.) Tertariknya pemukiman pedesaan ke dalam lingkup kota;

Sebab-sebab yang mendorong meninggalkan tempat tinggal asalnya adalah sebagai berikut :
a) Timbulnya kemiskinan di pedesaan.
b) Pendudukdesa, terutama kaum muda-mudi, merasa tertekan oleh adat istiadat yang ketat, mengkibatkan suatu cara hidup yang monoton.
c) Di desa-desa tidak banyak kesempatan untuk menambah pengetahuan.
d) Rekreasi, salah satu faktor yang penting di bidang spiritual kurang sekali, dan kalau ada perkembangannya sangat lambat.
e) Penduduk desa yang mempunyai keahlian lain dari bertani, misalnya saja kerajinan tangan, menginginkan pasaran yang lebih luas bagi hasil kegiatannya, yang hanya dapat diperoleh  di kota.
f) Kegagalan panen yang disebabkan misalnya saja, banjir, serangan hama atau kemarau panjang, memaksa penduduk desa mencari sumber penghidupan lain di kota.
g) Pertentangan dalam lingkup nasional, baik pertentangan antar kelompok, antar golongan, agama, antar kelompok etnis atau suku bangsa dan terutama sekali pertentangan politis yang dampaknya sampai ke pedesaan, memksa warga desa untuk menyalamatkan diri ke tempat lain, biasanya di kota-kota.

- Akibat Urbanisasi

1) Terbentuknya suburb, tempat-tempat pemukiman baru di pinggiran kota, akibat pusat kota tidak mampu lagi menampung arus perpindahan penduduk desa yang begitu banyak.
2) Makin meningkat tuna-karya, yaitu orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap.
3) Pertambahan penduduk kota yang pesat menimbulkan masalah perumahan.
4) Lingkungan hidup yang tidak sehat, apalagi ditambah dengan adanya berbagai kerawanan sosial memberi pengaruh yang negatif terhadap pendidikan generasi muda.

- Usaha Menanggulangi Urbanisasi
Melihat akibat sosial yang di timbulkan urbanisasi sangat kompleks, maka untuk menaggulangi urbanisai tidak bisa dilakukan secara sektoral, tetapi harus lintas sektor  yang memerlukan perencanaan yang matang dalam waktu yang panjang. Cara menanggulangi urbanisasi adalah dengan cara sebagai berikut :

1.Lokal jangka pendek
Lokal jangka pendek di bagi lagi menjadi 5 cara yaitu :
a. Perbaikan perekonomian pedesaan
b. Pembersihan pemukiman kumuh
c. Perbaikan pemukiman kumuh
d. Memperluas lapangan kerja
e. Membuka dam melaksanakan proyek perkotaan
2. Lokal jangka panjang
Salah satu cara untuk menanggulangi urbanisasi yang besar adalah dengan membuat master plan(rencana induk) kota yaitu suatu rumusan tindakan-tindakan yand dapat menjaga agar sejumlah faktor-faktor yang ada di di kota seperti pembangunan perumahan,lapangan kerja,taman kota,tempat rekreasi dan lain sebagainya dapat tumbuh secara bersamaan dan imbang. Master plan ini berjangka waktu yang panjang, dan setiap 5 atau 10 tahun sekali harus di revisi supaya menyesuaikan dengan keadaan.
3. Nasional jangka pendek
Selain cara di atas (local / sektoral) ada pula cara lain yaitu dengan cara nasional.Pemerintah dapat membuat peraturan perundang-undangan mengenail masalah migrasi.
4. Nasional jangka panjang
Di samping nasional jangka pendek, dapat juga dipakai pendekatan penanganan jangka panjang yang meliputi
- Pemencaran pembangunan kota dengan membangun kota-kota baru.
- Membangun daerah dengan memusatkan perhatian pada pengembangan kota-kota sedang dan kecil sebagai pusat pengembangan (growth centries) wilayah yang terutama bercorak pedesaan. Contoh : di bangunnya  Kota Satelit Bumi Serpong Damai (BSD) di Jakarta.

- Mengendalikan industri di kota-kota besar, di samping mengendalikan urbanisasi, juga dapat mengendalikan pencemaran.


- Permasalahan Masyarakat Kota dan Masyarakat Desa


Bila kita berbicara tentang permasalahan yang ada di desa dan dikota jelas pasti ada perbedaannya contoh saja bila dikota kita sering menjumpai adanya konflik-konflik antar golongan atau individu yang berakhir pada kekerasan dan itu sering terjadi di perkotaan tatapi jika didesa masalah seperti itu jarang terjadi kerena adanya faktor kekluargaan yg erat antara penduduk desanya tapi pada masyarakat desa tertentu juga kita suka melihat adanya konflik-konflik ntar daerah atau suku mungkin itu didasari oleh hal yang benar-benar sudah parah sehingga menimbulkan konflik yang besar , contoh lain misalanya dalam masalah transportasi di kota masalah kemacetan itu sudah menjadi hal yang sangat wajar mungkin bagi semua masyarakat yang ada di kota sedangkan di pedesaan mungkin masalah kemacetan yang parah itu sukar untuk ditemui .

Jadi pada intinya masalah yang ada di kota dan di desa itu ada bedanya tetapi ada juga masalah yang ada di kota dan juga ada didesa, semua itu seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju jadi sekarang sudah banyak desa-desa yang hampir menyerupai kota baik itu dari segi masyarakatnya, gaya hidupnya, dan juga tatanan kebudayaanya.

- Bila tinggal di desa apakan ingin pindah ke kota?

Jika saya tinggal disebuah pedesaan tentunya merupakan sesuatu hal yang baru selain itu kepenatan dengan tinggal di perkotaan dan segala macam permasalahan yang menyangkut kemacetan, perkembangan teknologi yang berkembang dan menuntut masyarakat dikota untuk terus update jika tidak ingin ketinggalan jaman membuat pilihan untuk tinggal didesa merupakan pilihan yang bagus. Tapi pada akhirnya pemikiran bahwa tinggal dipedesaan dimana tidak ada kemacetan, pepohonan dan sawah-sawah hijau yang menyegarkan mata, udara segar yang sejuk, semua itu pada nantinya akan menjenuhkan dan membuat saya ingin kembali ke kota. Selain itu fasilitas-fasilitas lain yang masih kurang atau jarang ditemui jika tinggal didesa juga menjadi salah satu faktor lain. Jadi kesimpulannya adalah, jika saya tinggal dipedesaan saya ingin pindah ke kota.

Sumber:
https://anwarabdi.wordpress.com/2013/05/04/masyarakat-perkotaan-dan-masyarakat-pedesaan/        
http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
http://strafaelyudistira.wordpress.com/2012/12/02/masyarakat-perkotaan-aspek-aspek-positif-dan-negatif/
http://dwikaprajawibawa.blogspot.com/2013/01/masalah-masyarakat-pedesaan-dan.html

No comments:

Post a Comment